Wednesday 26 March 2014

Kisah Nabi Idris a.s

Kisah Nabi Idris Alaihissalam

 

Nabi Idris a.s. ialah salah seorang rasul dan nabi yang diturunkan oleh Allah s.w.t. untuk membimbing manusia ke jalan yang benar. Nabi Idris merupakan rasul kedua daripada 25 rasul yang wajid diketahui oleh umat Islam


Tidak banyak keterangan yang didapati tentang kisah Nabi Idris di dalam Al-Quran mahupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah nabi-nabi.Di dalam Al-Quran hanya terdapat dua ayat tentang Nabi Idris iaitu dalam surah Maryam ayat 56 dan 57: 

"Dan ceritakanlah { hai Muhammad kepada mereka , kisah } Idris yang terdapat tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." { Maryam : 56 - 57 }


Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam a.s. putera dari Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith. Menurut kitab tafsir 1000 tahun selepas Nabi Adam a.s wafat.


Nabi Idris dianugerahkan kepandaian di dalam pelbagai disiplin ilmu kemahiran serta mencipta peralatan yang digunakan manusia sekarang ini seperti penulisan, matematik, astronomi, dan lain-lain lagi. Menurut sebuah kisah, terdapat satu masa di mana kebanyakan manusia telah melupakan tuhan, dan bumi telah dihukum dengan kemarau. Walaubagaimanapun, Nabi Idris a.s. telah berdoa ke hadrat Allah s.w.t. dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan turunnya hujan.


Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri dari seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun.

Sumber

Ibn 'Abbas ra mengatakan, Allah mengutus Idris kepada keturunan Qabil yang menyembah berhala dan menyimpang dari mentauhidkan Allah. Mereka memiliki lima berhala yang mereka sembah selain Allah, yaitu wud, siwa, yaghuts, ya'uq dan nasr, yang disinggung oleh Allah di dalam AlQuran yang agung. Ketika kebobrokan mereka kian bertambah, Allah mengutus Idris as kepada mereka. Dia mendakwahi mereka dalam jamaah dalam tiga hari.

Dalam memerintah dan melarang, Idris as sangat kera. Dia adalah orang yang pertama kali menulis dengan qalam (pena), orang pertama yang menulis suhuf, orang pertama yang mengerti ilmu nujum dan ahli perhitungan, dan orang pertama yang menjahit pakaian dan memakai jarum. Apabila menjahit, dalam setiap tusukan jarum dia bertasbih kepada Allah. Apabila lupa, jahitannya yang tidak disertai dengan tasbih kepada Allah dia udar kembali. Dia adalah orang yang tidak mau makan kecuali dari hasil usahanya. Dia suka menjahit milik orang dengan mendapatkan upah dan dia adalah orang yang pertama membuat takaran.

Dikatakan bahwa, sebelum zaman Idris, manusia memakai kain tanpa dijahit. Setelah Idris menciptakan jahitan dan menjahitnya, orang-orang menganggapnya bagus, dan mereka pun ikut menggunakan bahan pakaian yang dijahit.



Selanjutnya, Idris diberi tiga puluh suhuf oleh Allah. Dia tidak pernah lesu membacanya, siang dan malam. Para malaikat suka datang untuk mushafahah (bersalaman) dengan Idris. Setiap hari, ibadah Idris dilaporkan seukuran ibadah seluruh manusia. Karena saking banyaknya ibadah Idris, sampai-sampai malaikat merasa takjub kepadanya dan karenanya didengki oleh Iblis terlaknat. Akan tetapi, Iblis tidak menemukan cara untuk memperdayainya.

Diriwayatkan bahwa Malaikat Maut meminta izin kepada Tuhannya untuk berziarah kepada Idris. Dia diizinkan, lalu datang kepada Idris dalam rupa seorang laki-laki. Idris bertanya kepadanya, 'Hai laki-laki, siapa engkau?' Laki-laki itu menjawab, 'Aku adalah Malaikat Maut; aku telah meminta izin kepada Tuhanku untuk berziarah kepadamu, maka berikanlah aku izin untuk itu!' Idris berkata kepadanya, 'Sesungguhnya aku mempunyai satu keperluan kepadamu,' Dia bertanya,' Apa keperluanmu itu?' Idris menjawab, 'Cabutlah nyawaku saat ini!' Malaikat Maut berkata, 'Sesungguhnya Tuhanku belum mengizinkanku untuk melakukan itu.'

Pada waktu itu, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut, 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang ada dalam benak hamba-Ku; cabutlah ruhnya!' Karena telah mendpat izin, maka pada waktu itu juga dia mencabut ruhnya. Akan tetapi, kemudian Allah menghidupkannya lagi ketika itu juga. Idris berkata, 'Hai Malaikat Maut, aku masih punya permintaan yang lain.' Dia menjawab, 'Apa itu?' Idris berkata, 'Bawalah aku ke neraka Jahannam agar aku bisa melihat kengeriannya!' Allah mengizinkan Malaikat Maut untuk melakukan perjalanan itu. Maka, dibawalah Idris oleh Malaikat Maut datang ke malaikat penjaga neraka.

Allah memerintahkan kepada malaikat penjaga neraka, 'Letakkan hamba-Ku di pinggir Jahannam agar dia bisa melihat apa yang terdapat di dalamnya.' Setelah Idris berada di sana dan melihat isi Jahannam, dia pingsan karena melihat kengeriannya. Lalu Malaikat Maut menghampirinya dan membawanya lagi ke tempat asalnya. Semenjak melakukan perjalanan ke neraka Jahannam tersebut, dari mulai hari itu Idris tidak memakai cela di matanya menjelang tidur, tidak bersenang-senang dengan makanan yang enak-enak dan minuman yang lezat, dan tidak memiliki tempat tinggal yang tetap karena kengerian yang pernah dia lihat.

Idris mencurahkan diri beribadah kepada Allah dan menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung anak laki-laki. Setelah anak itu terlahir, dia diberi nama Matusyilakh dan cahaya yang ada di kening Idris pindah ke kening anaknya. Setelah anak itu besar, dia diberi wasiat oleh Idris, diserahi suhuf, tali dan tabut; dan dia diwasiati agar membaca suhuf dan selalu mendirikan shalat. Idris bekata kepadanya, 'Hai anakku, aku akan naik ke langit. Aku tidak tahu apakah akan kembali atau tidak. Maka, terimalah dariku apa yang akan kuwasiatkan kepadamu.'

Kemudian Idris masuk ke mihrabnya dan meminta kepada Allah agar diperlihatkan surga seperti Dia telah memperlihatkan neraka. Atas permintaan Idris tersebut, Allah memerintahkan kepada Ridhwan, malaikat penjaga surga untuk menurunkan sebuah tangkai dari surga. Maka, Ridhwan menurunkan tangkai dari pohon Thuba. Kemudian Idris berpegang ke tangkai itu dan naik ke langit. Lalu Ridhwan memasukkannya ke dalam surga. Idris melihat nikmat-nikmat yang ada disana. Setelah cukup lama berada di dalam surga, Ridhwan berkata, 'Silahkan keluar!, Engkau telah melihat surga dan isinya.'

Idris berkata, 'Aku tidak akan keluar.
Allah berfirman:

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati "(QS 3:185, 21:35, 29:57)


Dan aku pun telah merasakannya.
Allah berfirman:

"Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu" (QS 19:71)


Dan aku pernah mendatanginya

Allah pun berfirman

"Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan darinya(surga)" (QS 15:48)

Maka aku tidak akan keluar dari surga. Maka Allah mewahyukan kepada RIdhwan, 'Katakanlah kepada hamba-Ku, Idris, hendaklah dia jangan keluar dari surga untuk selama-lamanya.'

Wahab bin Munabbih mengatakan, Idris telah naik ke langit ketika dia berumur 365 tahun. Ibn al-Jauzi mengatakan bahwa Idris dan Isa bin Maryam hidup di langit. Terkadang Idris berada di langit keempat untuk beribadah kepada Allah dan terkadang bersenang-senang di surga.

Allah berfirman:

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam AlQuran. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi (QS 19:56-57) 

Nasihat dan Pengajaran

Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah : ~

  1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kepada kemenangan. 
  2. Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat daripada Tuhannya dengan amal-amal solehnya. 
  3. Apabila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu. 
  4. Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
  5. Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan pujian kepada Allah. 
  6. Janganlah iri hati kepada orang-orang yang bernasib baik , kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati nasib baiknya. 
  7. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya. 
  8. Tanpa membahagi-bahagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

Firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat martabatnya. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat 

No comments:

Post a Comment